Minggu, 06 September 2009

Daging Ikan Dapat Mencegah Penyakit


Ikan adalah mahluk vertebrata (bertulang lunak) yang hidup di air. Sekarang ini diperkirakn ada sekitar 30.000 spesies ikan. Mayoritas hidup di laut, dan sebagian lainnya hidup di air tawar seperti danau, sungai, atau kolam. Sebenarnya, ikan mulai dibudidayakan sejak 4000 tahun lalu. Budi daya ikan secara modern pertamakali dilakukan di Jerman, yakni ikan trout pada 1733. Setelah itu, ikan lain-pun mulai dibudidayakan diantaranya ikan salmon. Mulai serius dibudidayakan oleh manusia ketika memasuki abad 20, karena disadari populasi ikan di dunia mulai mengalami penurunan gara-gara penangkapan ikan yang berlebihan, polusi serta pembangunan industri.

Keunggulan daging ikan

Dibanding daging sapi, kambing, atau daging hewan lainnya, ikan punya banyak keunggulan atau kelebihan. Dagingnya lebih empuk dan gampang dimasak. Karena jaringan penghubung antara otot pada ikan hanya ada 3%. Serabut ototnya pun lebih pendek, sehingga lebih mudah dikunyah dibading daging sapi, kambing atau lainnya. Jumlah lemak pada ikan tidak sebanyak lemak daging. Hal ini jadi memudahkan dalam pencernaan. Karena itu meskipun telah memakan ikan, orang mudah kembali merasa lapar. Lemak yang terdapat dalam ikan mengandung asam lemak tak jenuh omega 3 yang sangat baik bagi kesehatan. Asam lemak tak jenuh omega 3 sangat baik untuk mencegah penyakit degeneratif, seperti jantung koroner, tekanan darah tinggi, stroke, dan kanker. Sering mengkonsumsi ikan dapat membantu menghambat terjadinya arteroskerosis (penyumbatan pembuluh darah). Kajian epidemiologis mengungkapkan bahwa bangsa Eskimo yang rata-rata mengkonsumsi ikan 300–400 gram per hari jauh dari penyakit jantung. Sementara pada daging sapi atau lainnya lebih banyak mengandung asam lemak jenuh. Para ahli gizi juga sepakat bahwa asam lemak omega 3 dan omega 6 yang terdapat dalam ikan dan produk olahannya (termasuk minyak ikan) punya peranan penting dalam peningkatan kecerdasan anak. Untuk membentuk perkembangan otak janin dalam kandungan, ibu-ibu yang sedang hamil sangat dianjurkan untuk lebih banyak mengkonsumsi ikan. Fase cepat tumbuh otak janin terjai pada usia kehamilan 20 – 36 minggu. Pada periode tersebut ibu hamil sebaiknya banyak mengkonsumsi ikan laut. Ikan juga mengandung protein sekitar 17%. Protein ikan memiliki komposisi dan kadar asam amino esensial (asam amino yang penting bagi tubuh, tapi tak bisa diproduksi oleh tubuh). Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahawa mutu protein ikan setingkat dengan mutu protein daging, sedikit dibawah mutu protein telur, dan diatas protein serelia dan kacang-kacangan. Asam amino dalam protein ikan dapat meningkatkan mutu protein pangan lainnya. Misalnya, beras memiliki kadar asam amino lisin rendah ( 3,7 % dari protein), tetapi ikan mengandung lisin tinggi (8,1%). Jadi mengkonsumsi nasi dan ikan bersama-sama akan bersifat komplementer atau saling melengkapi. Ikan olahan yang sudah dikeringkan umumnya mengandung protein lebih tinggi bila dibandingkan ikan segar. Hal ini karenakan proses pengeringan telah mengurangi kadar air sedemikan rupa, sehingga kandungan protein per 100 gram bahan menjadi lebih tinggi. Ikan-ikan segar apapun jenisnya, mengandung protein relatif sama sekitar 16–22%. Termasuk ikan patin yang kini kian populer. Khusus untuk ikan laut, umumnya kaya akan iodium. Kandungan iodiumnya mencapai 830 ug (mikro gram)/kg. Jika dibandingkan dengan iodium pada daging yang hanya 50 ug dan telur 93 ug. Akibatnya jika banyak mengkonsumsi ikan laut dapat mencegah penyakit gondok.

Gizi ikan dibandingkan telur dan daging (per 100 gram)

Jenis Ikan
Protein (gr)
Lemak (gr)
Zat besi (mg)

Bandeng
20,0
4,8
2,0
Gabus kering
58,0
4,0
1,0
Ikan Asin
42,0
1,5
2,5
Ikan Emas
16,0
2,0
2,0
Kembung
22,0
1,0
1,0
Kepiting
13,8
3,8
1,1
Kerang
8,0
1,1
3,1
Pindang banjar
28,0
4,2
1,0
Sarden
21,1
27,0
3,5
Teri kering
33,4
3,0
3,6
Telur ayam
12,8
11,5
2,7
Daging ayam
18,2
25,0
1,5
Daging sapi
18,8
14,0
2,8

Trik memilih ikan

Ikan segar :
a. Insang tidak kering, warnanya harus masih merah segar
b. Mata ikan terlihat penuh, agak menonjol dan bersinar
c. Kulit ikan mengkilat, masih kencang dan masih melekat dengan daging.
d. Bila ditekan dengan telunjuk tangan kembali kebentuk semula.
e. Sisik tampak mengkilat dikulit
f. Bagian perut ikan tidak bengkak atau kempis.
g. Belum ada bau yang kuat seperti sangat bau amis, bahkan bau busuk.
h. Ikan yang berbau lumpur bukan berarti ikan tersebut tidak segar. Mungkin saja karena ikan ditangkap di daerah yang berlumpur. Untuk menghilangkan bau lumpur, rendam ikan selama 1-2 jam dengan campuran air dan cuka (1-2 sendok teh)

Ikan segar potongan :
• Bentuk potongan padat
• Daging ikan masih tampak mengkilat
• Daging masih kenyal, bila ditekan kembali ke bentuk asal
• Tidak berbau amis yang menyengat, apabila berbau busuk.
• Daging masih melekat kuat pada tulangnya.
• Tidak menampakkan warna kecoklatan atau kekuningan. Daging tidak kering

Ikan beku :
1) Dagingnya betul-betul dalam keadaan beku dan masih dikemas dengan baik.
2) Dagingnya masih segar, padat dan mengkilat
3) Tidak memiliki bagian yang terlihat kering akibat kerusakan karena pendinginan.
4) Ikan beku yang telah dicairkan harus segera dimakan, jangan dibekukan kembali, karena akan mengurangi mutu, kecuali setelah diolah.

Mengolah ikan

Untuk memilih ikan yang baik disarankan membeli ikan yang masih hidup, atau masih terlihat segar. Lantas bersihkan dan beri bumbu untuk dimasak sesuai selera. Cara memasak yang lazim adalah digoreng, dibakar, atau dibumbui dan diberi kuah. Agar kadar lemak tidak meningkat, maka ketika menggoreng atau membakar ikan tak perlu diolesi mentega. Selain itu memasak ikan dengan membakar, mengukus, menumis, dan menggunakan microwave dapat mempertahankan kelembaban ikan dan menjaga kandungan gizinya. Agar cita rasanya terjaga, jangan memasak terlalu matang. Ikan kaleng dapat bertahan beberapa tahun tanpa mengalami kemunduran mutu yang berarti. Proses pengalengan yang tepat membuat ikan dapat bertahan selama beberapa bulan. Sebaliknya, ikan olahan tradisional seperti ikan asap, ikan asin, dan pindang cepat mengalami kerusakan mutu bila hanya disimpan dalam suhu kamar. Ikan pindang akan segera busuk dalam beberapa hari, sedangkan ikan asap dan ikan asin sangat peka terhadap serangan jamur dan bakteri. Sebaiknya, ikan yang anda simpan dalam keadaan beku adalah ikan hasil tangkapan sendiri, dengan begitu akan tahu berapa lama daya simpannya. Ikan yang akan disimpan, sebaiknya isi perutnya dibuang, karena bagian perut bisa menjadi sumber kontaminasi. Bila Anda memancing ikan di laut, danau, sungai, atau kolam, atau membeli ikan ditempat pelelangan ikan atau dipasar yang letaknya cukup jauh dari rumah, simpanlah ikan dalam cooler (wadah tahan dingin) selama perjalanan. Sebelumnya, bungkus ikan dengan kain basah yang telah diberi larutan cuka. Begitu nyampe di rumah, buang isi perutnya dan masak ikan dengan segera. - 15 Agustus 2007

Sumber :
Boedi Sawitri
http://ikm.depperin.go.id/PublikasiPromosi/KumpulanArtikel/tabid/67/articleType/ArticleView/articleId/22/Daging-Ikan-Dapat-Mencegah-Penyakit.aspx
6 September 2009

Sumber Gambar:
http://holidayplannerbali.files.wordpress.com/2008/12/seafood.jpg

Ikan Air Tawar Kaya Protein & Vitamin..!

Kandungan gizi ikan air tawar cukup tinggi dan hampir sama dengan ikan air laut, sehingga dianjurkan untuk dikonsumsi dalam jumlah cukup. Tingginya kandungan protein dan vitamin membuat ikan yang mudah dibudi dayakan ini sangat membantu pertumbuhan anak-anak balita.
Dibandingkan dengan negara-negara lain, konsumsi ikan per kapita per tahun di Indonesia saat ini masih tergolong rendah, yaitu 19,14 kg. Hal ini sangat disayangkan, terutama mengingat betapa besar peranan gizi ikan bagi kesehatan. Untuk mengatasi masalah rendahnya konsumsi ikan laut akibat harganya yang relatif mahal, perlu upaya pengembangan ikan air tawar.

Sebagai bahan pangan, ikan merupakan sumber protein, lemak, vitamin, dan mineral yang sangat baik dan prospektif. Keunggulan utama protein ikan dibandingkan dengan produk lainnya adalah kelengkapan komposisi asam amino dan kemudahannya untuk dicerna. Mengingat besarnya peranan gizi bagi kesehatan, ikan merupakan pilihan tepat untuk diet di masa yang akan datang.

Ikan dapat digolongkan menjadi tiga bagian, yaitu ikan air laut, air tawar, dan air payau atau tambak. Ikan yang hidup di air tawar dan air laut sangat banyak, sehingga dibedakan menjadi golongan yang dapat dikonsumsi dan ikan hias.

Lingkungan hidup ikan air tawar adalah sungai, danau, kolam, sawah, atau rawa. Jenis ikan air tawar yang umum dikonsumsi adalah sidat, belut, gurame, lele, mas, nila merah, tawes, karper, nilem, tambakan, sepat siam, mujair, gabus, toman, betok, jambal, dan jelawat.

Budi Daya Air Tawar

Keberhasilan usaha perikanan air tawar ditentukan oleh faktor lingkungan. Tanah liat atau lempung sangat baik untuk pembuatan kolam. Demikian pula untuk tanah beranjangan atau terapan dengan kandungan liatnya 30 persen.

Kedua jenis tanah tersebut dapat menahan massa air yang besar dan tidak bocor. Faktor lingkungan dapat berpengaruh terhadap cita rasa ikan, misalnya bau tanah atau lumpur.

Hal lain yang sangat penting diperhatikan dalam budi daya ikan air tawar adalah mutu air. Sumber air bisa berasal dari air sungai, hujan, atau tanah. Mutu air yang diperlukan untuk budi daya ikan air tawar haruslah memenuhi beberapa persyaratan berikut: oksigen terlarut sekitar 5-6 ppm, karbondioksida terlarut kurang dari 25 ppm, pH antara 6,7-8,6, suhu 25-30oC dengan perbedaan suhu antara siang dan malam tidak lebih dari 5oC, serta tidak tercemar bahan kimia beracun, minyak, atau limbah pabrik.

Air yang terlalu keruh tidak baik untuk kehidupan ikan karena endapan lumpurnya terlalu tebal dan pekat, sehingga dapat mengganggu penglihatan ikan dalam air dan menyebabkan nafsu makannya berkurang. Semakin banyak dan beragam biota air yang terdapat di dalam perairan, semakin tinggi tingkat kesuburannya.

Budi daya ikan air tawar lebih mudah dibandingkan dengan ikan air laut. Sebagai contoh budi daya ikan mas sangat mudah sekali dilakukan karena toleransi terhadap lingkungan sangat tinggi. Meski demikian, dalam kenyataannya perkembangan ketersediaan dan konsumsi ikan air laut lebih besar daripada ikan air tawar.

Kendala utama budi daya ikan air tawar adalah diperlukan waktu dan biaya yang cukup tinggi. Komponen biaya meliputi: persiapan kolam, pemilihan induk, pemijahan, penetasan, dan pendederan. Biaya lain yang dianggap cukup tinggi adalah untuk pakan dan pemeliharaan terhadap hama dan penyakit ikan.

Penyimpanan Segar

Ikan air tawar umumnya diperdagangkan dalam keadaan masih hidup. Hal ini sangat menguntungkan karena mutunya masih sangat terjaga baik.

Dengan alasan kepraktisan, banyak orang membeli ikan air tawar dalam jumlah banyak dan menyimpannya di rumah untuk berbagai keperluan.

Namun, ikan merupakan bahan pangan yang sangat mudah mengalami kerusakan. Berbagai jenis bakteri dapat menguraikan komponen gizi ikan menjadi senyawa-senyawa berbau busuk dan anyir, seperti indol, skatol, H2S, merkaptan, dan lain-lain. Beberapa bakteri patogen (penyebab penyakit), seperti Salmonella, Vibrio, dan Clostridium, sering mencemari produk perikanan.

Beberapa faktor penyebab kerusakan ikan air tawar adalah:

· Kadar air cukup tinggi (70-80 persen dari berat daging) yang menyebabkan mikroorganisme mudah tumbuh dan berkembang biak.

· Secara alami, ikan mengandung enzim yang dapat menguraikan protein menjadi putresin, isobutilamin, kadaverin, dan lain-lain, yang menyebabkan timbulnya bau tidak sedap.

· Lemak ikan mengandung asam lemak tidak jenuh ganda yang sangat mudah mengalami proses oksidasi atau hidrolisis yang menghasilkan bau tengik.

· Ikan mempunyai susunan jaringan sel yang lebih longgar, sehingga mikroba dapat dengan mudah mengggunakannya sebagai media pertumbuhan.

Sifat ikan yang sangat mudah rusak ini akan diperberat lagi oleh kondisi penanganan pascapanen yang kurang baik. Kerusakan mekanis dapat terjadi akibat benturan selama penangkapan, pengangkutan, dan persiapan sebelum pengolahan.

Gejala yang timbul akibat kerusakan mekanis ini antara lain memar (karena tertindih atau tertekan), sobek, atau terpotong. Kerusakan mekanis pada ikan ini tidak berpengaruh nyata terhadap nilai gizinya, tetapi cukup berpengaruh terhadap penampilan dan penerimaan konsumen.

Pada dasarnya penanganan dan pengolahan ikan bertujuan untuk mencegah kerusakan atau pembusukan. Upaya untuk memperpanjang daya tahan simpan ikan segar adalah melalui penyimpanan dalam lemari pendingin atau pembeku, yang mampu menghambat aktivitas mikroba atau enzim. Setiap penurunan suhu 8 derajat C menyebabkan kecepatan reaksi metabolisme berkurang menjadi kira-kira setengahnya.

Oleh karena itu, makin rendah suhu penyimpanan ikan, makin panjang daya simpannya. Penyimpanan dingin dalam lemari es (refrigerator) hanya mampu memperpanjang umur simpan ikan hingga beberapa hari, sedangkan dalam lemari pembeku (freezer) akan membuat awet hingga berbulan-bulan, tergantung suhu yang digunakan.

Penyimpanan pada suhu rendah (pendinginan dan pembekuan) tidak dapat membunuh semua mikroorganisme, tetapi menghambat pertumbuhannya. Oleh karena itu, ikan yang akan disimpan pada suhu rendah harus dibersihkan terlebih dahulu untuk mengurangi jumlah mikroorganisme awal yang ada pada bahan tersebut.

Proses pembersihan tersebut dikenal dengan istilah penyiangan, yaitu pembuangan bagian kulit, insang, dan bagian dalam ikan (jeroan). Bagian-bagian tersebut perlu dibuang karena merupakan sumber utama mikroba pembusuk pada penyimpanan ikan.

Menunjang Proses Pertumbuhan Balita

Komposisi gizi ikan sangat bervariasi, dipengaruhi oleh banyak faktor, yaitu spesies (jenis), jenis kelamin, tingkat kematangan (umur), musim, siklus bertelur, dan letak geografis.

Pada produk perikanan, protein merupakan komponen kedua terbesar setelah air, tetapi menempati posisi terpenting dalam peranannya sebagai zat gizi.

Kandungan protein ikan sangat dipengaruhi oleh kadar air dan lemaknya. Namun, secara umum, dapat dikatakan bahwa ikan bersirip mengandung protein 16-24 persen. Pada ikan yang telah diolah, kandungan proteinnya dapat mencapai 35 persen.

Proporsi protein konektif (kolagen) pada ikan jauh lebih rendah daripada daging ternak, yaitu berkisar antara 3-5 persen dari total protein. Hal ini merupakan salah satu faktor yang menyebabkan daging ikan lebih empuk.

Kolagen ikan mulai menyusut pada temperatur sekitar 45oC, jauh lebih rendah dibandingkan dengan kolagen mamalia (60-65oC). Ini merupakan faktor kedua yang menyebabkan daging ikan lebih mudah dicerna.

Secara umum, nilai cerna protein ikan sangat tinggi (lebih dari 90 persen), sehingga sangat mudah dicerna oleh bayi sekalipun. Ikan dapat digunakan sebagai sumber protein yang baik bagi bayi dan anak balita, yaitu untuk menunjang proses pertumbuhan dan perkembangannya.

Lemak ikan air tawar sangat sedikit mengandung kolesterol. Hal ini sangat menguntungkan bagi kesehatan karena kolesterol yang berlebih dapat menyebabkan terjadinya penyumbatan pembuluh darah dan penyakit jantung koroner.

Selain kaya protein bermutu tinggi, ikan air tawar juga mengandung sejumlah vitamin dan mineral yang berimbang. Vitamin yang banyak terdapat pada ikan adalah larut lemak (vitamin A dan D), sedangkan mineral yang dominan adalah kalsium, fosfor, iodium, besi, dan selenium. Zat-zat gizi tersebut bermanfaat untuk mencegah berbagai penyakit degeneratif dan akibat kekurangan zat gizi mikro.

Dewasa ini, masyarakat Indonesia dihadapkan pada masalah gizi ganda, yaitu sebagian penduduk mengalami kekurangan dan sebagian lagi kelebihan zat gizi. Masalah kurang gizi erat berkaitan dengan penyakit infeksi dan kemiskinan.

Di lain pihak, oleh karena makin meningkatnya pendapatan, perubahan gaya hidup, dan pengaruh budaya global, masalah gizi lebih akan mengancam kehidupan penduduk golongan menengah ke atas serta kelompok usia lanjut. Ancaman tersebut berupa makin meningkatnya penyakit bukan infeksi, terutama dalam bentuk kegemukan, jantung, tekanan darah tinggi, dan kanker.

Dalam konteks masalah gizi ganda tersebut, peranan ikan air tawar sangat besar dalam penanggulangan masalah gizi kurang maupun lebih.


Sumber :
Prof. Dr. Ir. Made Astawan
www.kompas.com, dalam :
http://web.ipb.ac.id/~tpg/de/pubde_tknprcss_ikan.php
6 September 2009

Menghindari Ikan? Rugi Besar!

Pencemaran laut membuat banyak orang was-was mengonsumsi ikan.
Kasus Teluk Buyat, misalnya, membuat ikan di sekitarnya banyak mengandung methylmercury yang melewati ambang batas sehingga berbahaya kalau dikonsumsi.

Toh, Anda tak mesti menghindari ikan karena akan merugikan diri Anda sendiri.
Ikan adalah sumber protein yang sangat baik, rendah lemak, mengandung omega-3 dan nutrisi lain yang dibutuhkan oleh tubuh Anda.

Untuk menghindari risiko akibat ikan yang tercemar sebaiknya Anda mengetahui bagaimana ciri-ciri ikan yang bagus dan layak dikonsumsi.


Manfaat Ikan

Ikan selain rasanya yang enak juga mempunyai kandungan gizi yang sangat berguna bagi Anda.
Kandungan gizi yang ada pada ikan dapat menyebabkan Anda terhindar dari penyakit-penyakit degeneratif seperti jantung koroner, tekanan darah tinggi, stroke dan kanker.

Protein yang ditemukan pada ikan juga sangat baik.
Berdasarkan penelitian diketahui bahwa mutu protein ikan setingkat dengan protein daging, sedikit di bawah protein telur dan di atas protein serealia dan kacang-kacangan.
Asam amino dalam protein ikan juga dapat meningkatkan mutu protein pangan lain.
Misalnya, nasi memiliki kadar asam amino lisin yang rendah, tetapi ikan mempunyai kadar lisin yang tinggi.
Jadi mengkonsumsi nasi dengan lauk ikan akan menjadikan keduanya saling melengkapi.

Ikan khususnya ikan laut juga mempunyai kandungan yodium yang tinggi.
Kandungan yodium ikan bisa mencapai 830 mikro gram per kilogram.
Bandingkan dengan daging (50 mikrogram) dan telur (93 mikrogram).

Ikan laut juga dikenal dengan kandungan omega-3 yang bermanfaat menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Jadi sering mengkonsumsi ikan laut dapat membantu mencegah terjadinya aterosklerosis dan penyakit jantung.
Asam lemak omega-3 dan omega-6 yang terdapat dalam ikan ini juga mempunyai peranan penting dalam meningkatkan kecerdasan anak.
Pembentukan otot janin juga akan terbantu dengan kedua asam lemak ini, jadi ibu hamil disarankan untuk mengkonsumsi ikan.


Macam Ikan

Ikan yang ada di pasaran dibedakan berdasarkan habitatnya yaitu ikan air tawar dan ikan laut.
Habitat ini selain menentukan jenis ikan juga mempengaruhi kandungan gizinya.
Ikan air tawar biasanya kaya akan karbohidrat dan protein, sedangkan ikan laut kaya akan lemak, vitamin dan mineral.

Ikan laut mempunyai keunggulan dibandingkan ikan air tawar.
Ikan laut mengandung asam lemak omega-3.
Asam lemak ini juga mempunyai peranan yang besar dalam proses tumbuh kembang otak jadi ibu hamil yang memasuki usia kehamilan 20-36 minggu biasanya disarankan mengkonsumsi ikan laut agar pertumbuhan otak janin menjadi optimal.

Minyak hati ikan laut juga terkenal sebagai sumber vitamin A dan vitamin D.
Vitamin A yang ada dalam minyak ikan ini juga termasuk jenis yang mudah diserap.
Jadi pemberian minyak hati ikan pada balita Anda bisa mencukupi kebutuhan vitamin A dan D serta omega-3.


Memilih dan Mengolah Ikan

Untuk memperoleh ikan yang segar disarankan agar Anda membeli ikan yang masih hidup.
Jika tidak bisa, ikan yang sudah mati pun bisa menjadi pilihan asal Anda pastikan kesegarannya.
Ciri-ciri ikan yang masih segar :

Dagingnya relatif kenyal bila ditekan
Sisiknya tidak mudah lepas
Insangnya tidak berbau amis
Matanya masih bening dan tidak cekung

Agar kadar lemak ikan tidak meningkat saat Anda menggoreng atau membakar, sebaiknya ikan tidak perlu diolesi mentega. Mengolah ikan dengan membakar, mengukus, menumis atau menggunakan microwave oven dapat mempertahankan kelembaban ikan dan menjaga kandungan gizinya.
Kerusakan gizi akibat proses pengolahan tidak bisa hindari kecuali Anda ingin memakan ikan mentah-mentaah yang kandungan gizinya masih utuh.

Pengawetan makanan juga menentukan mutu gizi ikan.
Ikan yang dibekukan dapat bertahan beberapa tahun tanpa mengalami kemunduran gizi yang berarti.
Proses pengalengan yang baik juga menyebabkan ikan mampu bertahan selama beberapa bulan.
Tapi pengawetan ikan secara tradisional seperti ikan asap, ikan asin, dan pindang tidak membuat ikan bertahan lama jika disimpan pada suhu kamar.
Ikan pindang akan membusuk dalam beberapa hari, sedangkan ikan asap dan ikan asin sangat peka terhadap jamur dan bakteri.

Sumber:
Human Health (15 Agustus 2005), dalam :
http://depoikan.com/depoikan/content/view/21/38/
6 September 2009

Mengenal Nilai Gizi Ikan

IKAN terdiri dari ikan air tawar dan ikan laut. Keduanya adalah makanan sumber protein yang sa-ngat penting untuk pertumbuhan tubuh. Ikan mengandung 18 persen protein terdiri dari asam-asam amino esensial yang tidak rusak pada waktu pemasakan.

Kandungan lemaknya 1-20 persen lemak yang mudah dicerna serta langsung dapat digunakan oleh jaringan tubuh. Kandungan lemaknya sebagian besar adalah asam lemak tak jenuh yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan dapat menurunkan kolesterol darah.

Macam-macam ikan mengandung jumlah lemak yang bervariasi, ada yang lebih berlemak dan ada yang kurang berlemak. Lemak merupakan salah satu unsur besar dalam ikan, unsur lainnya adalah protein, vitamin, dan mineral. Orang telah menyadari makan ikan dari laut dan air tawar lebih baik nilai gizinya, namun hanya orang di pesisir yang gemar makan ikan laut.

Orang di daerah pedalaman jarang mengkonsumsi ikan laut, mungkin karena kesegarannya kurang terjamin sehingga bisa mengubah rasa ikan tersebut. Di daerah pedalaman yang ada sungai, empang, dan danau tentu banyak ikan air tawar yang tidak kalah nilai proteinnya dan juga bermanfaat untuk pertumbuhan tubuh.

Hasil penelitian menunjukkan, ikan mengandung protein yang berkualitas tinggi. Protein dalam ikan tersusun dari asam-asam amino yang dibutuhkan tubuh untuk pertumbuhan. Selain itu protein ikan amat mudah dicerna dan diabsorpsi. Selain ikan memang daging unggas, telur, susu, merupakan bahan makanan sumber protein yang berkualitas tinggi. Asam-asam amino yang dikandungnya cukup banyak dan bervariasi sesuai yang dibutuhkan tubuh.

Para ahli menemukan, komposisi asam-asam amino dalam bahan makanan hewani sesuai dengan komposisi jaringan di dalam tubuh manusia. Oleh karena ada kesamaan ini maka protein dari ikan, daging, susu, unggas, dan telur mempunyai nilai gizi yang tinggi.

Ikan sering disebut sebagai makanan untuk kecerdasan. Ikan sebagai makanan sumber protein yang tinggi. Kalau dalam menu sehari-hari kita menghidangkan ikan, maka kita memberikan sumbangan yang tinggi pada jaringan tubuh kita. Absorpsi protein ikan lebih tinggi dibandingkan daging sapi, ayam, dan lain-lain. Mengapa demikian?

Daging ikan mempunyai serat-serat protein lebih pendek daripada serat-serat protein daging sapi atau ayam. Oleh karena itu ikan dan hasil produknya banyak dimanfaatkan oleh orang-orang yang mengalami kesulitan pencernaan sebab mudah dicerna.

Vitamin yang ada dalam ikan juga bermacam-macam, yaitu vitamin A, D, Thiamin, Riboflavin, dan Niacin. Ikan juga mengandung mineral yang kurang lebih sama banyaknya dengan mineral yang ada dalam susu seperti kalsium, phosphor, akan lebih tinggi dibandingkan dengan susu. Ada dua kelompok vitamin dalam ikan yaitu larut dalam air dan larut minyak. Yang larut dalam minyak yaitu vitamin A dan D, yaitu dalam minyak ikan.

Minyak ikan ini banyak dimanfaatkan pemberiannya pada anak-anak. Vitamin yang larut dalam air dan terdapat dalam ikan adalah 4 macam vitamin tergolong dalam famili vitamin B, yaitu B6, B12, Biotin, dan Niacin. Jumlah vitamin ini lebih banyak terdapat pada daging ikan yang berwarna lebih gelap, dan dari daging ikan yang berwarna putih jumlah vitamin-vitamin B-nya hampir sama banyaknya dengan jumlah vitamin di dalam daging sapi atau ayam.

Mineral dalam ikan IKAN mengandung banyak mineral termasuk magnesium, phosphor, iodium, fluor, zat besi, copper, zinc, dan selenium. Ikan dari laut banyak mengandung iodium, demikian juga hasil laut lainnya. Iodium sangat penting untuk mencegah penyakit gondok.

Orang-orang di pegunungan yang banyak menderita sakit gondok, antara lain disebabkan jarang makan ikan laut. Kekurangan iodium yang dialami ibu sejak mengandung bayinya akan mengakibatkan bayi yang lahir kretin, dan juga bisa terjadi mental retarded atau IQ-nya rendah.

Oleh karena itu pemerintah sekarang membuat peraturan menambahkan iodium pada setiap garam dapur yang dijual di pasaran. Ikan bukan sebagai sumber kalsium kecuali kalau bisa dimakan dengan tulangnya. Selenium merupakan mineral yang terdapat dalam ikan dan dalam tubuh kita bekerjasama dengan vitamin E sebagai zat antioksidan untuk memperlambat oksidasi asam-asam lemak tak jenuh. Selenium bersama vitamin E mempertahankan elastisitas jaringan dan bila selenium kurang di dalam tubuh maka akan terjadi premature aging, yaitu suatu keadaan di mana seseorang tampak lebih tua dari umurnya.

Oleh karena itu makanlah ikan terutama ikan laut banyak-banyak supaya premature aging bisa dicegah dan orang akan merasa lebih muda dari umurnya serta lebih aktif. Ikan juga mengandung banyak fluor.

Anak-anak yang cukup mendapat fluor di dalam makanannya giginya lebih sehat. Hal ini bisa dilihat dari anak yang hidup di pantai insiden sakit gigi jarang ditemui. Agar orang gemar makan ikan, banyak cara mengolah yang tersebar di Nusantara dengan tradisi masing-masing daerah yang bisa dipelajari supaya banyak variasi dalam pengolahannya.

Selain sangat bermanfaat untuk kesehatan tubuh, ikan juga mudah didapatkan karena negeri kita negeri kepulauan. Namun mengapa masih ada masyarakat yang menolak makan ikan? Oleh karena itu seorang ibu yang bijak sebaiknya mengenalkan ikan sejak anak bayi lewat nasi tim, karena nilai gizinya yang tinggi untuk pertumbuhannya juga supaya kalau besar anak akan gemar makan ikan. Kerang-kerangan juga sama dengan ikan mengandung protein dan mikro mineral yang sangat dibutuhkan tubuh.

Hidangkanlah menu ikan dalam menu sehari-hari. Supaya tidak bosan berilah variasi hidangan dari Nusantara sekaligus memperkenalkan selera dari Nusantara yang sangat kaya akan aroma bumbu tradisional dan mempunyai unsur kesehatan juga. - 9 Mei 2007

sumber:
http://www.kompas.com/swara/index.htm, dalam :
http://www.balita-anda.com/balita_226_Mengenal_Nilai_Gizi_Ikan_.html
6 September 2009

Aman Konsumsi Ikan

Ikan dan kerang selalu menjadi menu andalan saat menyantap hidangan laut. Selain rasanya lezat, hidangan laut juga kaya kandungan omega tiga. Beberapa dokter bahkan menyarankan untuk banyak mengonsumsi ikan tuna, salmon, dan hingga kerang karena sangat bermanfaat bagi kesehatan hati, atau bagi Anda yang sedang menjalani diet.

Meskipun sangat bermanfaat bagi kesehatan, hidangan laut juga memunculkan kekhawatiran karena kandungan merkuri didalamnya. Ketika ikan yang mengandung merkuri masuk ke dalam tubuh, dapat membahayakan kesehatan, terutama bagi ibu hamil. Hal itu karena merkuri dapat merusak jaringan otak janin dan menghambat perkembangannya.

Berdasarkan beberapa studi terbaru , Environmental Protection Agency (EPA) menyimpulkan bahwa 630.000 dari 4 juta bayi yang lahir per tahun di Amerika Serikat diperkirakan darahnya mengadung kadar merkuri yang sama atau bahkan diatas ambang batas yang ditentukan, dan kebanyakan dua kali lipat dari kadar yang telah ditetapkan oleh EPA. Menurut hasil-hasil penelitian pemerintah menunjukkan bahwa beberapa jenis ikan tertentu dituding sebagai penyebabnya.

Penelitian-penelitian merkuri lebih lanjut terus diupayakan. Hasil penelitian terbaru, menemukan bahwa merkuri merupakan suatu logam yang sangat berbahaya yang dapat menyebabkan kerusakan fatal pada bagian-bagian otak sebelum masa kelahiran.

Kandungan kadar merkuri dalam tubuh bayi yang baru lahir, kebanyakan berasal dari ibunya. Berdasarkan data EPA, menyebutkan, bahwa wanita yang makan ikan sedikitnya 9 kali dalam sebulan, diperkirakan darahnya akan mengandung merkuri 7 kali lebih banyak dibandingkan wanita yang tidak mengkonsumsi ikan sebelumnya.

Merkuri sebenarnya muncul dalam lingkungan secara alami. Tetapi produksi merkuri terbesar berasal dari limbah pabrik, limbah pertambangan, dan pembuangan bahan bakar. Saat merkuri mencemari air, sebetulnya seluruh ekosistem dalam lingkungan juga ikut tercemar . Hal itu terjadi karena perputaran rantai makanan.

Lantas, apakah hidangan laut cukup aman untuk janin? Lalu bagaimana cara menyisatinya mengingat banyak kandungan bermanfaat pada hidangan laut, untuk perkembangan janin?

Kandungan dalam makanan laut memang bermanfaat bagi perkembangan otak janin. Dengan mengonsumsinya secara teratur, akan sangat membantu perkembangan janin. EPA memberikan penjelasan mengenai kebutuhan hidangan laut pada ibu hamil. "Ikan dan kerang memiliki kandungan protein kualitas tinggi, asam omega 3 serta lemak yang sedikit. Bagi para ibu hamil kandungan tersebut sangat berguna bagi perkembangan otak janin” kata para peneliti EPA.

Meskipun hidangan laut sangat bermanfaat bagi janin muncul hal dilematis karena kandungan merkuri didalamnya. Para ibu hamil dan wanita yang merencanakan kehamilan memang harus lebih waspada. "Ibu hamil harus lebih berhati-hati karena janin mereka sangat sensitif terhadap racun yang berasal dari merkuri, " kata Robert Goyer, profesor Emeritus dan Ketua jurusan Pathology di Universitas Western Ontario, AS.

Dan, untuk mengurangi efek merkuri coba ikuti beberapa saran dari EPA. Saran tidak hanya ditujukan untuk ibu hamil tetapi juga para wanita yang sedang merencanakan kehamilan.

• Jangan mengonsumsi: ikan hiu, ikan todak, dan ikan mackerel. Ikan tersebut memiliki kandungan merkuri dalam jumlah tinggi

• Konsumsi lebih dari 12 ons per minggu: Selain jenis ikan di atas ikan laut lainya dan kerang memiliki kandungan merkuri yang rendah. Termasuk udang, tuna, dan salmon.

• Ikan tuna : pilihlah ikan tuna dari jenis light tuna, karena kandungannya merkurinya lebih sedikit dibandingkan dengan albacore (white tuna).

• Masak dengan benar: pastikan hidangan laut yang disajikan di masak dengan benar hingga matang.
- 20 November 2008

Sumber :
Petti Lubis, Mutia Nugraheni
http://bola.vivanews.com/news/read/10582-aman_konsumsi_ikan
6 September 2009

Hasil Melimpah, Konsumsi Ikan Rendah

Penduduk Indonesia sangat rendah konsumsi ikannya. Padahal negara ini tergolong sangat luas perairannya, bahkan tiga kali lipat luas daratannya. Konsumsi ikan rakyat Indonesia baru 23 kg per kapita per tahun. Bandingkan dengan penduduk Malaysia, Thailand, dan Singapura yang konsumsi ikannya sudah melebihi 40 kg per kapita per tahun, atau Amerika Serikat yang sekitar 80 kg. Apalagi dengan Jepang dan Korea Selatan yang mencapai 140 kg per kapita per tahun.



angat aneh kenapa kebanyakan penduduk Indonesia tak menyukai ikan, padahal produk perikanan tangkapnya termasuk tertinggi di dunia atau mencapai 4,7 juta ton pada tahun 2003 saja, dan perikanan budi daya mencapai 1,3 juta ton. Namun kebanyakan ikan berkualitas tinggi itu diekspor. Sedangkan rakyat miskin di Indonesia, karena alasan ekonomi, hanya mengonsumsi ikan asin kering yang sudah jauh berkurang kadar gizi dan proteinnya.

Ikan asin yang diolah dengan baik masih menyehatkan. Para pengolah ikan tradisional perlu diberi bimbingan teknis dan modal kerja untuk menghasilkan ikan yang higienis. Ikan yang berharga murah pun cukup banyak, namun masyarakat perlu diberi pengetahuan memadai tentang jenis ikan yang harganya murah dan mudah diperoleh itu, misalnya ikan kembung, selar, lele, dan nila.

Mereka yang mampu secara ekonomi ternyata juga lebih suka mengonsumsi daging sapi, kambing, dan ayam. Gerai-gerai penjual ayam goreng, misalnya, selalu dipenuhi warga. Sate kambing lebih populer dibandingkan sate ikan. Padahal, daging dengan kadar lemak tinggi tidak baik untuk kesehatan, terutama untuk mereka yang sudah melewati usia 40 tahun.

Menurut Kepala Pusat Data Statistik dan Informasi Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) Aji Sularso, Indonesia memang terlambat mempopulerkan gemar makan ikan, termasuk menjelaskan betapa tinggi protein yang terdapat pada ikan, baik yang di laut maupun di darat. DKP sendiri baru dibentuk lima tahun lalu. Padahal Indonesia adalah negara bahari yang dulu sangat terkenal ke seantero dunia.



Modal Usaha

Memang harus ada komitmen dari semua pihak untuk menggalakkan gemar makan ikan, serta bagaimana meningkatkan modal usaha dan kemampuan untuk membuat ikan tetap segar dan sehat. Inilah yang menjadi pekerjaan rumah DKP dan instansi lainnya untuk menggairahkan produksi ikan dan memasyarakatkan gemar makan ikan. Presiden dan para menteri harus ikut mempopulerkan, agar negara kita lebih maju dan rakyatnya lebih sehat.

Ikan, menurut perairan tempat hidupnya, terdiri dari ikan air tawar dan ikan laut. Keduanya adalah makanan sumber protein yang sangat penting untuk pertumbuhan tubuh. Ikan mengandung 18 persen protein yang terdiri dari asam-asam amino esensial yang tidak rusak pada waktu pemasakan. Kandungan lemaknya 1-20 persen lemak yang mudah dicerna serta langsung dapat digunakan oleh jaringan tubuh. Kandungan lemaknya sebagian besar adalah asam lemak tak jenuh yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan dapat menurunkan kolesterol darah.

Sampai saat ini, ikan biasanya dikonsumsi langsung, termasuk masyarakat nelayan yang sehari-hari biasa memakan ikan. Padahal ikan dapat diolah menjadi berbagai produk seperti ikan asin, ikan kering, dendeng ikan, abon ikan, kerupuk ikan, ikan asin, kemplang, baso dan bak pauw ikan, serta tepung ikan. Jika diolah dalam berbagai produk, ikan akan digemari oleh anak-anak hingga orang dewasa.

Banyak orang telah menyadari bahwa makan ikan dari laut dan air tawar lebih baik nilai gizinya, namun hanya orang di pesisir yang gemar makan ikan laut. Orang di daerah pedalaman jarang mengonsumsi ikan laut, mungkin karena kesegarannya kurang terjamin sehingga bisa mengubah rasa ikan. Di daerah pedalaman yang ada sungai, empang, dan danau, tentu banyak ikan air tawar yang tidak kalah nilai proteinnya dan juga bermanfaat untuk pertumbuhan tubuh.

Hasil penelitian menunjukkan, protein ikan amat mudah dicerna dan diabsorbsi. Itulah sebabnya ikan dan hasil produknya banyak dimanfaatkan orang yang mengalami kesulitan pencernaan. Agar orang gemar makan ikan, banyak cara mengolah yang tersebar di Nusantara dengan tradisi masing-masing daerah yang bisa dipelajari supaya banyak variasi dalam pengolahannya.

Seorang ibu sebaiknya mengenalkan ikan sejak anaknya masih bayi, antara lain lewat nasi tim, karena nilai gizinya yang tinggi untuk pertumbuhan supaya kalau besar anak gemar makan ikan. Pemerintah pusat, daerah, swasta, tokoh-tokoh masyarakat, guru, dan kalangan media sebaiknya mempopulerkan ikan dengan gencar. Kampanye yang gencar bisa meningkatkan konsumi ikan dan menggalakkan produktivitas nelayan, yang umumnya masih diliputi kemiskinan.




Jarang Sakit

Para pengamat memaparkan, keluarga nelayan yang terbiasa mengonsumsi ikan, jarang sakit dan tak pernah terdengar mengalami busung lapar. Nelayan tampak sehat walaupun harus bekerja menempuh badai, diterpa hujan dan angin kencang. Anak-anak nelayan kuat berlama-lama berendam di pantai atau sungai. Jarang ada puskesmas di perkampungan nelayan karena memang mereka jarang sakit.

Para ahli menemukan, komposisi asam-asam amino dalam bahan makanan hewani sesuai dengan komposisi jaringan di dalam tubuh manusia. Karena ada kesamaan ini maka protein dari ikan, daging, susu, unggas, dan telur mempunyai nilai gizi yang tinggi. Ikan sering disebut sebagai makanan untuk kecerdasan dan fitalitas. Bahkan dipercaya memberi kemampuan daya tahan seks yang besar.

Kalau dalam menu sehari-hari kita menghidangkan ikan, kita memberikan sumbangan yang tinggi pada jaringan tubuh. Absorbsi protein ikan lebih tinggi dibandingkan daging sapi, ayam, dan lain-lain. Mengapa demikian? Daging ikan mempunyai serat-serat protein lebih pendek daripada serat-serat protein daging sapi atau ayam.

Kita dapat bandingkan dari tabel 1 dan 2 bahwa protein tertinggi dapat diperoleh dari mengonsumsi ikan laut jika dibandingkan dengan daging. Protein itu sendiri sangat diperlukan sebagai pembentuk jaringan baru. Kekurangan asupan protein dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan serta tidak optimalnya pertumbuhan jaringan tubuh dan jaringan pembentuk otak.

Sebenarnya ikan lebih murah harganya. Kita bisa memilih karena ikan banyak jenisnya. Kini sudah banyak ikan hasil budi daya, seperti kerapu, patin, emas, mujair, bandeng, nila, hingga lele. Hasil laut lain juga berprotein tinggi dan sangat bagus untuk kesehatan asal tidak berlebihan adalah kerang, cumi-cumi, kepiting, dan udang. Silakan pilih sesuai kemampuan, yang penting sehat dan cerdas menawan. Ayo makan ikan!

Sumber :
SUARA PEMBARUAN/SUMEDI TP - Rubrik Ekonomi - Minggu, 28/08/2005, dalam :
http://depoikan.com/depoikan/content/view/19/38/
6 September 2009

Konsumsi Ikan Normalkan Ritme Jantung

Makan ikan yang mengandung kadar Omega 3 tinggi, seperti ikan tuna atau salmon, satu sampai dua kali seminggu dapat meningkatkan fungsi listrik jantung serta mengatur denyut jantung, sehingga jantung berdenyut tidak terlalu cepat atau terlalu lambat, serta dapat mencegah terjadinya kematian jantung mendadak.
Ikan yang mengandung omega-3 tinggi diantaranya :
tuna, salmon, lake trout, mackerel, herring dan sardines. Demikian menurut, Dariush Mozaffarian, MD, DrPH, cardiologist and instructor of medicine at Harvard Medical School. Hasil studi ini dipublikasikan pada : the Journal of the American College of Cardiology.

Demikian juga hasil meta analisis yang telah mengevaluasi hampir 100 buah hasil survey menunjukkan bahwa konsumsi ikan dapat menurunkan kejadian penyakit jantung sekitar 23 persen dan hasil studi ini juga diperkuat oleh studi secara random terhadap masyarakat Eskimo dan mediteranian yang banyak mengkonsumsi ikan ternyata jumlah masyarakat yang menderita penyakit jantung sedikit.

Dariush Mozaffarian dan kawan-kawan berhasil membuktikan, kebiasaan mengonsumsi ikan akan menurunkan insiden fibrilasi atrial (FA).

FA adalah sejenis gangguan ritme jantung (aritmia) yang menyebakan jantung berdenyut tidak beraturan. Kadang cepat, kadang lambat sekali. Di Amerika Serikat, tiap tahun terdapat 160.000 kasus baru FA. Aritmia ini paling banyak diderita oleh para lansia. FA juga memicu penyumbatan pembuluh darah di otak oleh gumpalan darah, sehingga terjadilah stroke.

Kandungan Omega-3 yang terdapat dalam ikan tersebut dapat memperlambat proses penyempitan (aterosklerosis) pembuluh darah koroner jantung. Di Indonesia hasil studi yang dilakukan oleh Dr.Siti Fadilah SpJP (sekarang Menkes) menemukan bahwa minyak ikan lemuru dapat menurunkan kadar kolesterol darah dan studi ini memperkuat hasil studi yang pernah dilakukan para ahli sebelumnya.

Ikan merupakan sumber alami asam lemak Omega 3 yaitu EPA dan DHA, yang berfungsi mencegah aterosklerosis (terutama EPA). Keduanya dapat menurunkan secara nyata kadar trigliserida di dalam darah dan menurunkan kadar kolesterol di dalam hati dan jantung.

Kadar asam lemak Omega 3 dalam beberapa jenis ikan laut di perairan Indonesia berkisar antara 0,1 - 0,5 g/100 g daging ikan. Tentu saja ada beberapa jenis ikan lain di luar perairan Indonesia terutama yang hidup di kawasan temperata (bermusim dingin). Seperti ikan sardine dari Jepang memiliki kadar asam lemak Omega 3 sampai 31,174 g/100 g, sedangkan beberapa jenis ikan di perairan Thailand justru memiliki kadar rendah sekitar 0,084 g/ 200 g.

Lingkungan tempat di mana ikan tersebut tumbuh dan berkembang, ternyata sangat berpengaruh terhadap kadar/ kandungan asam lemak Omega 3.
Dari data yang telah dikeluarkan oleh Lembaga Gizi Departemen Kesehatan RI, beberapa jenis ikan laut Indonesia memiliki kandungan asam lemak Omega 3 tinggi (sampai 10,9 g/100 g) seperti ikan sidat, terubuk, tenggiri, kembung, layang, bawal, seren, slengseng, tuna dan sebagainya. Mulai sekarang sebaiknya kita dapat mengkonsumsi ikan minimal sekali dalam seminggu agar resiko penyakit jantung serta gangguan ritme jantung dapat dihindari,.. semoga...! - 30 Juli 2009

Sumber :
http://www.bisnis-global.com/kesehatan/konsumsi-ikan-normalkan-ritme-jantung.html
6 September 2009

Minat Konsumsi Ikan Lele Masih Rendah

Minat masyarakat untuk mengonsumsi ikan lele relatif masih rendah.Padahal,ikan lele memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi.

Selain itu, ikan lele telah menjadi salah satu komoditas perikanan budi daya unggulan yang sedang dikembangkan pemerintah sebagai program penguatan produk perikanan dalam negeri. Hal ini dikemukakan Ibu Negara Ani Yudhoyono saat meresmikan Desa Sejahtera di Kampung Cijangkar,Kelurahan Cisarua, Kecamatan Cikole, Kota Sukabumi, kemarin.

”Minat masyarakat untuk mengonsumsi ikan lele masih rendah. Mungkin ada beberapa faktor yang menjadi penyebab, seperti pengolahan masakan ikan lele yang masih sangat rumit, padahal ikan ini memiliki kandungan gizi yang tinggi,”ujar Ani Yudhoyono. Dia mengatakan, saat ini budi daya ikan lele dan patin sedang digiatkan oleh pemerintah untuk peningkatan konsumsi ikan secara nasional guna menguatkan pemasaran produk perikanan dalam negeri. Bahkan,ikan lele mampu menembus pasar ekspor. ”Saya berharap masyarakat turut melakukan budi daya ikan lele,”tuturnya.

Direktur Jenderal Perikanan Budi Daya Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) Dr Made L Nurdjana menjelaskan, permintaan pasar ikan lele setiap tahunnya terus meningkat. Pada 2008 lalu, penyediaan ikan untuk konsumsi diperkirakan sebesar 29,98 kg/kegiatan/ tahun atau 6.850 ton. Jumlah ini lebih tinggi dibandingkan 2007 yang hanya mencapai 25 kg/kegiatan/tahun atau 5.759 ton.

Dia menambahkan,angka konsumsi ikan secara nasional pada 2008 sebesar 28 kg/kapita/tahun atau meningkat dari tahun 2007 sebesar 26,03 kg/kapita/tahun. Sementara, pada 2009 dan 2010, peningkatan konsumsi ikan ditargetkan masing-masing sebesar 30,16 kg dan 30,89 kg/kapita/tahun.

”Budidaya ikan lele ini tidak harus banyak menyerap investasi. Sebab, sangat mudah dipelihara dan penggunaan airnya sangat efektif. Bila dilihat dari harga beli atau jual, ikan lele relatif sangat murah, yakni sekitar Rp9.000 per kg,”ungkapnya. (toni kamajaya)

Sumber :
Harian Seputar Indonesia, Kamis 30 Juli 2009, dalam :
http://www.ahmadheryawan.com/lintas-kabupaten-kota/kota-sukabumi/5925-minat-konsumsi-ikan-lele-masih-rendah.html
6 September 2009

Tingkat Konsumsi Ikan Naik

Tingkat konsumsi ikan oleh masyarakat secara nasional pada tahun 2009 diperkirakan mencapai 30,16 kg per kapita per tahun atau mengalami peningkatan sebesar 2,16 kg per kapita per tahun dibandingkan tahun 2008 sebanyak 28 kg per kapita per tahun.

Peningkatan tersebut terjadi antara lain akibat keberhasilan program penguatan pemasaran produk perikanan dalam negeri, kata Kepala Pusat Data, Statistik dan Informasi DKP Soen'an Poernomo, yang dihubungi dari Jakarta, Kamis (30/7).

Menurut Soen'an, peningkatan konsumsi ikan memiliki kontribusi terhadap kemajuan ekonomi.

Selain itu juga memberikan manfaat dalam pengembangan sumber daya manusia yang cerdas dan sehat melalui konsumsi protein dan unsur gizi lainnya.

Ia menjelaskan, Indonesia memiliki potensi hasil perikanan yang berlimpah, diantaranya terdapat komoditas perikanan unggulan yang potensial untuk dikembangkan secara optimal di laut maupun di darat.

Salah satu komoditas unggulan yang dikembangkan di darat adalah ikan lele. Karena itu, Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) telah menetapkan ikan lele sebagai salah satu dari 10 komoditas perikanan budidaya unggulan yang dikembangkan.

"Ikan lele selain memenuhi kebutuhan dalam negeri juga telah mampu menembus pasar ekspor," katanya. Untuk pasar ekspor hanya dapat ditembus jika lele dan patin memiliki kualitas, ukuran sesuai permintaan pasar dan bisa diproduksi secara berkelanjutan.

Ikan patin dan lele merupakan komoditas yang mempunyai tingkat serapan pasar cukup tinggi, baik di pasar dalam negeri maupun tujuan ekspor.

Lele memiliki prospek pasar cukup cerah karena juga memiliki kelebihan lain yakni tahan hidup sehingga masyarakat senantiasa mengkonsumsinya dalam keadaan sangat segar.

Teknis budidaya lele yang sederhana, mudah, murah dan tahan penyakit juga merupakan faktor yang sangat signifikan dalam pengembangan komoditas non migas itu.

"Khusus untuk pasar dalam negeri, permintaan lele dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang cukup siginifikan dan terkait erat dengan perkembangan trend pasar di masyarakat," katanya.

Kini, katanya, DKP telah menerapkan kebijakan dalam pengembangan perikanan budidaya melalui Pengembangan Kawasan Komoditas Unggulan, tujuannya adalah memacu budidaya bagi 10 komoditas unggulan termasuk lele.

Sedangkan untuk sisi hilir atau pasar, juga ikut mendorong pengembangan dan penguatan pasar dalam negeri berupa pembangunan sarana-prasarana pasar, kelembagaan dan pengelolaan pasar.

Berikutnya data dan info pasar, promosi dan publikasi, jaringan kerja pasar dan distribusi juga terus dikembangkan.

Berdasarkan data DKP penyediaan ikan untuk konsumsi tahun 2008 sebesar 29,98 kg per kegiatan per tahun atau naik 4,98 kg perkegiatan per tahun dibandingkan tahun 2007 mencapai 25 kg per kegiatan per tahun.

Tingkat konsumsi ikan nasional pada tahun 2008 adalah sebesar 28 kg per kapita per tahun, meningkat 1,97 kg per kapita pertahun dibandingkan tahun 2007 sebesar 26,03 kg per kapita per tahun.

Pada tahun 2009 tingkat konsumsi ikan ditargetkan sebesar 30,16 kg per kapita per tahun dan 2010 tingkat konsumsi ikan ditargetkan sebesar 30,89 kg per kapita per tahun.

Produksi lele hasil budidaya secara nasional tahun 2008 mencapai 108,200 ton atau naik sebesar 17,95 persen dibandingkan produksi tahun 2007 mencapai 91,735 ton.(ant/K-7)- 31 Juli 2009

Sumber :
http://www.kalimantanpost.com/dunia-bisnis/4084-tingkat-konsumsi-ikan-naik.html
6 September 2009

Perbanyak Konsumsi Ikan Agar Awet Muda

Peneliti AS mengatakan perbanyak konsumsi ikan dapat membuat kita tampak lebih muda. Ikan memang suatu makanan penguat otak, sesering mungkin makan ikan dapat membuat orang tampak lebih muda.

Peneliti dari pusat ilmu kedokteran di Amerika mendapati, bahwa kecepatan melemahnya daya ingat manula yang minimal mengonsumsi ikan setiap minggu lebih lamban 10% - 13% dibanding dengan manula yang jarang mengonsumsi ikan. Dan taraf perlambatan ini sama dengan membuat orang tampak lebih muda 3 - 4 tahun.

Laporan penelitian tersebut menyebutkan, ikan merupakan sumber langsung serapan asam lemak O%, nutrien ini sangat penting terhadap perkembangan fungsi kerja normal otak besar dan kemampuan mengenali. Selain itu, mengonsumsi ikan juga dapat mengurangi resiko terkena stroke dan penyakit manula.

Peneliti juga mempelajari apakah susunan makanan secara keseluruhan berdampak terhadap hasil penelitian terkait, yaitu dengan mempertimbangkan faktor semua buah-buahan dan sayur-mayur yang dimakan, namun, hasil penelitian tersebut tidak mengalami perubahan. (Dajiyuan/lie)- 8 Juli 2009

Sumber :
http://erabaru.net/kesehatan/34-kesehatan/3073-perbanyak-konsumsi-ikan-agar-awet-muda
6 September 2009

Konsumsi Ikan Dapat Tanggulangi Kerusakan Otak

Orang dewasa yang berusia lanjut yang rutin mengonsumsi ikan mungkin memiliki resiko lebih rendah menderita kerusakan otak secara halus yang memberi sumbangan pada stroke dan lupa ingatan, selama ikan itu tak digoreng, kata beberapa peneliti.

Dalam satu studi yang dilakukan pada 3.660 orang dewasa yang berusia 65 tahun ke atas, beberapa peneliti Finlandia mendapati bahwa mereka yang memakan lebih banyak ikan menghadapi resiko lebih kecil untuk memperlihatkan infarct otak "diam-diam" tertentu (daerah kecil jaringan yang telah mati akibat pasokan darah yang tak memadai) pada pemeriksaan MRI.

Kerusakan jaringan itu dipandang berlangsung secara diam-diam, atau subclinical, karena kejadian tersebut tak memperlihatkan gejala nyata dan hanya dapat dideteksi melalui pemeriksaan otak. Namun itu dapat meningkatkan resiko jangka-panjang seseorang untuk terserang stroke atau mengalami lupa ingatan.

Di antara orang dewasa dalam studi saat ini, mereka yang mengatakan mereka menyantap ikan tuna dan ikan lain yang dibakar atau direbus sedikitnya tiga kali per pekan seperempat lebih kecil dibandingkan dengan mereka yang jarang makan ikan untuk mengalami infarct subclinical otak pada awal studi.

Pemakan ikan juga memiliki kecenderungan lebih kecil untuk terserang infarct baru selama lima pekan berikutnya.

Namun, tak ada manfaat semacam itu jika orang memakan ikan goreng, demikian laporan peneliti tersebut di dalam jurnal Neurology.

Meskipun studi itu tak dapat secara pasti menunjukkan alasan bagi manfaat pada otak, tampaknya asam lemak omega-3 (lemak sehat yang terutama ditemukan pada ikan berminyak) memainkan peran utama, kata Dr. Jyrki K. Virtanen dan rekannya di University of Kuopio.

Ketika para peneliti tersebut memperkirakan konsumsi dua asam lemak utama omega-3 (EPA dan DHA) oleh peserta studi, mereka menemukan hubungan antara konsumsi lebih banyak dan resiko lebih rendah infarct otak secara diam-diam.

Selain itu, kata para peneliti tersebut, kurangnya dampak perlindungan dari ikan yang digoreng mungkin berpangkal dari kenyataan bahwa makanan seperti burger ikan dan potongan ikan secara khusus dibuat dari ikan dengan kandungan omega-3 yang rendah.

Secara keseluruhan, temuan tersebut menambah bukti bahwa ikan yang kaya akan lemak omega-3 (seperti salmon, mackerel dan tuna albacore), mungkin memiliki "manfaat penting kesehatan", tulis para peneliti itu.

"Temuan sebelumnya telah memperlihatkan bahwa ikan dan minyak ikan dapat membantu mencegah stroke, tapi ini adalah salah satu studi yang meneliti dampak ikan pada infarct otak secara diam-diam pada orang lanjut usia yang sehat," kata Virtanen dalam pernyataan tertulis.

"Penelitian lebih lanjut diperlukan mengenai mengapa jenis ikan ini mungkin memiliki dampak perlindungan, tapi asam lemak omega-3 EPA dan DHA tampaknya memiliki peran utama," kata Virtanen.

Infarct otak secara diam-diam dapat meningkatkan resiko seseorang akan penurunan kognitif dan stroke. Sebanyak 30 orang dewasa yang berusia 65 tahun ke atas yang bebas akan infarct diam-diam diperkirakan setidaknya akan terbebas dalam kurun waktu lima tahun.

American Heart Association menyarankan agar semua orang dewasa berusaha memakan sedikitnya dua porsi ikan per pekan, terutama ikan berlemak, demi kesehatan cardiovascular mereka.

Sumber :
http://www.dechacare.com/Konsumsi-Ikan-Dapat-Tanggulangi-Kerusakan-Otak-I604.html
6 September 2009

Konsumsi Ikan Saat Hamil, Bikin Anak Cerdas

Sebuah studi yang di lakukan di Amerika baru-baru ini yang dilaporkan oleh Jurnal Epidemiologi Amerika, ditemukan bahwa ada hubungan positif antara kebiasaan seorang ibu mengkonsumsi ikan semasa ia hamil dan tingkat kecerdasan otak anak ketika ia sudah berusia tiga tahun.
Studi tersebut membuktikan bahwa seorang ibu yang biasa mengkonsumsi ikan semasa hamil terbukti memiliki anak yang lebih cerdas dan kemampuan motorik yang lebih baik daripada anak yang semasa dalam kandungan ibunya tidak mengkonsumsi ikan.

Seorang ibu yang mengkonsumsi sedikitnya dua porsi ikan per minggunya selama masa kehamilan, terbukti mampu menghasilkan keturunan (anak) dengan tingkat kognitif yang lebih baik (cerdas), berkemampuan menyerap kosa kata dan menangkap visual dengan lebih baik, memiliki motor visual dan kemampuan motorik yang lebih baik.

Penelitian ini memberi sumbangan yang signifikan bagi studi perkembangan otak bayi, karena ternyata perkembangan otak bayi sangat ditentukan pada masa-masa sebelum ia dilahirkan.

Hampir semua neuron kita terbentuk dengan baik pada saat trimester kedua masa kehamilan ibu. Pada saat itulah proses kritis untuk membangun interkoneksi dengan benar berlangsung.

Pikiran, kebiasaan, dan kemampuan kognitif kita, tentu saja merupakan hasil dari proses fungsional otak. Oleh sebab itu, ketidaknormalan pada otak akan menyebabkan ketidaknormalan pada pikiran dan perilaku kita di kemudian hari.

Mengapa ikan berpengaruh? Karena ikan banyak mengandung Omega 3 sebagai komponen penting dalam pembentukan otak. (kpl/rif) - 24 Juli 2008

Sumber :
http://www.kapanlagi.com/a/konsumsi-ikan-saat-hamil-bikin-anak-cerdas.html
6 September 2009

Hindari Pikun Dengan Konsumsi Ikan

Orang yang secara teratur mengonsumsi ikan memiliki risiko lebih kecil terkena risiko pikun dibandingkan dengan orang yang tidak pernah atau jarang mengkonsumsi ikan.
Para peneliti menemukan bahwa hampir 15.000 orang di China dan India atau satu dari lima orang di negara Amerika Latin yang sudah tua secara umum mengalami penurunan kepikunan setelah rajin mengkonsumsi ikan.

Untuk tiap partisipan dibedakan dalam hal mengkonsumsi ikannya mulai dari yang tidak pernah, beberapa hari dalam seminggu, hampir setiap hari dan yang tiap hari mengkonsumsi ikan dalam seminggu. Hasilnya, menunjukkan prevalensi penurunan dementia sebesar 19 persen.

Penemuan ini juga menunjukkan bahwa anak muda yang sering mengonsumsi daging dalam makanan sehari-harinya memiliki prevalensi lebih tinggi terkena pikun dibandingkan dengan orang yang tidak pernah atau jarang mengkonsumsi daging.

"Banyak bukti sesungguhnya yang menunjukkan bahwa orang yang sering mengkonsumsi ikan akan memiliki risiko yang lebih kecil terkena pikun dimasa tuanya," ujar Dr. Emiliano Albanese dari King's College London di Inggris, seperti dikutip dari Reuters, Selasa (18/8/2009).

Kemampuan ikan untuk melindungi otak ini dipercaya karena mengandung asam lemak omega 3 yang banyak ditemukan pada minyak ikan seperti salmon, tuna atau mackerel.

Penelitian di laboratorium menunjukkan bahwa lemak omega 3 memiliki zat yang bisa mencegah pikun termasuk mampu untuk melindungi sel saraf, mengurangi peradangan dan membantu mencegah timbulnya protein amyloid yang terdapat pada otak penderita Alzheimer's.

Penelitian terakhir didasarkan pada survei terhadap 14.960 orang tua yang berusia 65 tahun atau hidup di China , India , Kuba, Meksiko, Republik Dominika , Peru dan Venezuela. Ternyata didapatkan hubungan antara konsumsi ikan yang tinggi dan risiko terkena pikun yang rendah konsisten di semua negara.

Jadi, mulai sekarang jangan lupa untuk menambahkan ikan dalam menu makanan Anda sehari-hari, karena bisa mencegah kepikunan dimasa tua nanti.- 18 Agustus 2009

Sumber :
Vera Farah Bararah - detikHealth, dalam :
http://www.kp3k.dkp.go.id/mitrabahari/index.php?option=com_content&view=article&id=158:hindari-pikun-dengan-konsumsi-ikan&catid=48:serba-serbi&Itemid=69
6 September 2009

Makan Ikan Mencegah Kanker ..!

Mengonsumsi ikan ternyata tidak hanya akan membuat jantung sehat, tapi juga dijauhkan dari penyakit kanker. Seberapa banyak ikan perlu dikonsumsi ? Bagaimana cara pengolahan yang terbaik agar manfaatnya optimal ?

Tak berlebihan jika orang sekarang mengatakan makan ikan itu dirasa semakin perlu. Sebab, selain sebagai sumber makanan yang kaya protein dan bermanfaat untuk kebutuhan gizi manusia setiap hari, ikan memiliki zat-zat lain yang bisa mencegah penyakit yang masih sulit untuk diobati, yakni kanker. Selama ini dilaporkan bahwa makanan yang berperan dalam mencegah kanker adalah sayuran dan buah-buahan. Sementara kelompok ikan berperan dalam mencegah aterosklerosis dan penyakit jantung koroner.

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa konsumsi ikan ternyata juga berperan dalam mencegah munculnya beberapa jenis kanker. Hal itu antara lain tampak dalam hasil penelitian Esteve Fernandez et.al (1999) dari Institut Universetari de Salut Publica de Catalunya, L?Hospitalet (Barcelona), Catalonia di Spanyol (Italia).

Penelitian tersebut melibatkan sekitar 10.149 sampel penderita kanker dan sekitar 7.990 orang sebagai kelompok kontrol. Para sampel dan kontrol tersebut diambil dari berbagai penelitian case-control terpadu di berbagai rumah sakit di Italia.
Salah satu kunci pertanyaan kepada responden adalah tentang berapa porsi ikan yang dikonsumsi per minggu setahun yang lalu, sebelum kanker mereka mengganas. Selain itu, ditanyakan pula tentang aspek sosiodemografik, ciri-ciri umum, dan kebiasaan merokok, minum alkohol, dan kopi.

Responden kemudian dikelompokkan menjadi tiga, yaitu yang tidak mengonsumsi atau kurang dari satu porsi (<1 porsi/minggu), satu porsi, dan dua porsi atau lebih per minggu (e2 ).

Hasil Penelitian

Ada beberapa hasil yang menarik dari penelitian tersebut.
Pertama, konsumsi ikan menunjukkan efek perlindungan terhadap beberapa jenis kanker saluran pencernaan seperti kanker rongga mulut, pharynx, kerongkongan, lambung, usus besar, bagian rektum, indung telur, dan kanker pankreas.

Kedua, terdapat hubungan yang terbalik secara signifikan antara banyaknya porsi ikan yang dikonsumsi per minggu, dengan kecenderungan munculnya kanker larynx, endometrial, kanker multiple myeloma.

Ketiga, ada kecenderungan yang tidak signifikan antara konsumsi ikan dengan kejadian kanker empedu, prostat, ginjal, dan kanker limfoma (Hodgkin dan Non-Hodgkin).
Keempat, tidak ada pola atau hubungan antara konsumsi ikan dengan kejadian kanker payudara, hati, kantung kemih, dan kanker kelenjar gondok.

Lebih Dua Porsi

Hasil penelitian Fernandez menunjukkan juga bahwa jumlah ikan yang dikonsumsi baru bermanfaat mencegah kanker adalah dua porsi atau lebih dalam seminggu.
Sementara itu, konsumsi ikan satu porsi per minggu efeknya hampir sama dengan tidak mengonsumsi ikan.

Hasil penelitian tersebut memberikan nilai tambah pada konsumsi ikan. Pertama, selain melindungi dari penyakit jantung dan pembuluh darah, konsumsi ikan juga akan mencegah munculnya beberapa jenis kanker, terutama yang menyerang saluran pencernaan. Kedua, orang yang sedikit atau jarang mengonsumsi ikan, berisiko tinggi menderita penyakit jantung, sekaligus juga kanker.

Efek perlindungan tersebut tentu saja berasal dari kandungan berbagai zat gizi yang terdapat dalam ikan. Antara lain kadar karbohidratnya rendah, kadar lemaknya berefek positif pada kesehatan jantung dan pembuluh darah, nilai proteinnya bermutu tinggi dan termasuk komplet karena daya cernanya tinggi dan kadar asam amino esensialnya lengkap.

Vitamin pada ikan pun beragam dan kandungan mineralnya tinggi serta mudah diserap oleh tubuh. Dilaporkan bahwa mineral seng (Zn), selenium, dan lainnya diperlukan dalam sistem pertahanan tubuh dalam melawan berbagai penyakit, termasuk kanker.
Manfaatnya Tergantung Pengolahan Bermanfaat atau tidaknya berbagai zat gizi yang terkandung dalam ikan yang kita konsumsi, ternyata sangat tergantung pada cara pemilihan dan proses pengolahan. Pilihlah ikan yang segar dan kalau bisa masih hidup.
Ikan yang masih segar tampak pada dagingnya yang kenyal kalau ditekan, sisiknya yang tidak mudah lepas, dan tak berbau amis. Matanya masih bening, tidak pucat dan cekung. Ikan laut punya kadar omega-3, vitamin, dan mineral yang tinggi. Sebaliknya, ikan air tawar terutama tinggi karbohidrat dan asam lemak omega-6. Kedua jenis ikan tersebut merupakan sumber zat gizi yang bermutu. Usahakan secara bergantian mengonsumsi kedua jenis ikan tersebut agar saling melengkapi kekurangan zat gizi lainnya.

Ikan segar yang sudah dipilih tersebut, segera bersihkan dan diberi bumbu untuk dimasak sesuai selera. Apakah akan dibakar, dipepes, dibuat sup, atau bumbu kuah. Pemasakan dengan cara digoreng atau dibakar dengan olesan mentega akan meningkatkan kadar lemak, sehingga tidak disarankan untuk terlalu sering dikonsumsi.
Demikian pula terhadap ikan kalengan dan yang diawetkan seperti ikan asin. Ikan yang diawetkan umumnya telah diolah sedemikian rupa, dengan penambahan zat aditif dan pengawet yang dapat merusak nilai gizi dan kesehatan konsumennya. Oleh karena itu, batasi konsumsi ikan-ikan kalengan dan olahan tersebut.

Tentu saja untuk mendapatkan kesehatan tubuh yang prima, tidak hanya dari aspek konsumsi ikan. Harus pula didukung konsumsi beragam sayuran, buah-buahan, serealia, minuman, dan melaksanakan gaya hidup sehat: olahraga sesuai, teratur, dan terukur, selalu berpikiran positif (positive thinking), tidak merokok, minum alkohol, serta mengonsumsi obat psikotropika.

Sumber :
Mohamad Harli, Sarjana Gizi Masyarakat dan Sumber Daya Keluarga IPB
http://www.depkes.go.id/index.php?option=articles&task=viewarticle&artid=37&Itemid=3
6 September 2009